Terima Kasih Liliyana Natsir, Kau Pahlawan Kami

BebasBayar – Tak ada kata yang pantas diucapkan kecuali sejuta terima kasih pada Liliyana Natsir, sosok pahlawan bulutangkis yang telah menorehkan banyak prestasi atas nama Indonesia.

Ya, hari ini legenda bulutangkis Indonesia itu telah gantung raket, alias memutuskan untuk pensiun. Sedih, itu pasti. Bagaimana tidak, jika melihat perjuangan Liliyana dan Tantowi untuk menorehkan nama Indonesia di tingkat dunia sangat patut dibanggakan.

Berkat kerja keras Liliyana pula, Indonesia mampu memiliki sederet prestasi kejuaraan bulutangkis di Asia dan dunia.

Pada tahun 2004, sang legenda berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia 2005 yang digelar di Anaheim, California, Amerika Serikat. Bersama Nova, prestasi serupa kembali terulang pada tahun 2007. Butet (sapaan khas Liliyana) berhasil meraih medali emas pada ajang SEA Games 2005 dan 2009, Kejuaraan Asia 2006, dan Piala Dunia Badminton 2006.

Pada ajang SEA Games 2007, legenda asal Manado ini meraih medali emas kesekian kalinya di sektor ganda putri ketika berpasangan dengan Vita Marissa. Pada tahun 2010, lagi-lagi Butet harus berpisah dengan Nova dan dipasangkan dengan Tontowi. Meski usianya lebih tua tak membuat Butet kewalahan mengimbangi darah muda Owi (sapaan akrab Tantowi).

Bersama Owi, justru prestasi Butet makin luar biasa. Mereka memulainya dengan meraih juara pada SEA Games 2011 yang dilanjutkan Kejuaraan Dunia 2013.

Pada 2015, Owi/Butet berhasil menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Asia. Puncaknya, mereka meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 setelah menundukkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di laga puncak dengan skor 21-14 dan 21-12. Dan di tahun 2017, ketika diterpa cedera lutut, sang legenda, Butet, masih mampu meyabet medali emas Kejuaraan Dunia.

Bersama Owi, Liliyana sukses mencetak hattrick di All England pada 2012-2014. Di turnamen setingkat Super Series, Butet berhasil mengumpulkan 23 kemenangan. Sedangkan pada level Grand Prix dan Grand Prix Gold, wanita 33 tahun itu mengoleksi 10 gelar.

Terakhir pada ajang Asian Games. Dalam perjalanan karirnya, Butet belum mampu meraih emas. Prestasi terbaiknya di pesta olahraga terbesar se-Asia itu hanya sampai medali perak pada Asian Games 2014. Kala itu Owi/Butet kalah dari pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Melihat kilas balik perjalanan Liliyana Natsir kita patut bangga dan berterima kasih. Sudah sepatutnya kita jadikan perjalanan Liliyana Natsir untuk memotivasi diri agar terus bekerja keras tuk meraih prestasi.

Kami segenap tim BebasBayar menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada Liliyana Natsir atas seluruh perjuangan demi mengharumkan nama Indonesia di tingkat Asia dan dunia. Semoga Liliyana bisa mewariskan bakat dan prestasinya ke atlet-atlet muda Indonesia.

Terus berjuang demi bangsa dan negara. Siapa kita? Indonesia!

Sekali lagi, terima kasih Liliyana Natsir, sang Legenda Bulutangkis Indonesia!

About Author

Ahmad Mujtahidin
Ahmad Mujtahidin

Ramah, penyabar dan baik hati.

Leave a Reply