Mengharukan! Perjuangan Anak Sekolah di Daerah Cibitung Sukabumi

Tinggal dipelosok daerah dengan akses susah menuju sekolah, menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak yang tinggal di daerah sungai Cikaso, Cibitung, Sukabumi, Jawa-Barat. Butuh tekad dan niat yang kuat untuk tetap melanjutkan jenjang pendidikan dengan segala keterbatasan, salah satunya adalah tidak adanya jembatan penyebrangan.

Hal tersebut membuat anak-anak kesusahan mengakses pendidikan formal. Untuk bisa berangkat ke sekolah, anak-anak yang tinggal di seberang sungai harus bersabar menunggu perahu milik warga yang beroperasi mulai dari jam 06:30-08:00 WIB.

Bimasakti Care memberikan perahu Anak-anak Sekolah di Cibitung Sukabumi

Biaya untuk sekali penyebrangan adalah 5.000 atau 100.000 bagi anak-anak sekolah yang ingin berlangganan Perahu. Jika kesiangan berangkat ke sekolah, mereka harus rela menyebrangi sungai dengan lebar sekitar 100 meter. Adanya buaya juga membuat rasa khawatir tersendiri bagi anak-anak untuk menyebrangi.

Saat menyebrangi sungai, mereka melepas seragam sekolah dan sepatunya untuk dimasukkan ke kantong plastik dan hanya memakai celana kolor untuk berenang. Sedangkan bagi anak-anak yang tidak bisa berenang, mereka memilih untuk tidak bersekolah karena tidak adanya Perahu yang beroperasi melebihi pukul 08:00 WIB.

SpeedCash yang merupakan anak perusahaan PT. Bimasakti Multisinergi, yakni sebuah perusahaan penyelenggara mobile transaction solutions untuk berbagai bisnis Manufaktur, Asuransi, Multifinance, Distributor, dan Micro-Banking di Indonesia peduli terhadap berbagai isu-isu sosial dan pendidikan yang ada di Indonesia.

Perjuangan Anak-anak Sekolah di Cibitung Sukabumi

Melalui program “Bimasakti Care” CSR Bimasakti Andar kaneka Putra selaku Manager CSR mengatakan, “Bimasakti memberikan sebuah perahu supaya tidak ada lagi problematika anak-anak untuk tidak bersekolah di daerah Cibitung karena sudah ada perahu yang bisa diakses untuk mengantar dan menjemput anak-anak yang bersekolah di SDN Ciloma Surade, dan SMPN 4 Cibitung, supaya bisa bersekolah dengan aman tidak lagi menyebrangi sungai”.

Kedepannya Perahu akan dikelola dua pihak sekolah, dengan kerjasama antar wali murid untuk membantu biaya Bahan Bakar Minyak. Hal tersebut supaya Anak-anak tidak bergantung pada perahu milik warga setempat yang aksesnya sangat terbatas dan tidak lagi berjuang menyebrangi sungai Cikaso.

About Author

mams
mams

kpopers yang menjelma jadi pekerja kantoran

Leave a Reply