Sudah Tahu 9 Fakta Kartini ini?

BebasBayar – Halo sobat BebasBayar! Pertama-tama, izinkan kami segenap tim BebasBayar mengucapkan Selamat Hari Kartini! Jadi sebagai bentuk respect dan kagum kami kepada R.A. Kartini, kali ini sudah disiapkan artikel khusus seputar Kartini.

Berbicara tentang Kartini, semua orang pasti sudah tahu bahwa beliau adalah salah satu tokoh terdepan dalam memperjuangkan keterlibatan dan emansipasi kaum wanita di Nusantara. Setuju, kan? Tapi belum tentu sobat BebasBayar sudah tahu semua fakta Kartini hasil kompilasi dari BebasBayar berikut ini.

Yakin sudah tahu fakta-fakta seputar Kartini berikut ini? Simak lebih lanjut pembahasan lengkap ini ya.

  1. “Dari Gelap Menuju Cahaya”

Jikalau setiap orang mengenal bahwa “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah nama salah satu karya tulis dari kumpulan surat R.A. Kartini ini masih hal yang umum. Tapi tahukah sobat BebasBayar, bahwa pada awalnya kumpulan surat yang dijadikan karya tulis oleh J.H. Abendanon ini berjudul “Door Duisternis tot Licht” atau yang berarti “Dari Gelap Menuju Cahaya”.

Ungkapan yang menjadi judul populer ini sebenarnya merupakan kalimat yang sering kali dinyatakan oleh Kartini dalam surat-suratnya, yang terinspirasi dari terjemahan Al-Qur’an yang diberikan oleh guru mengaji beliu dan Kartini begitu terkesima dengan potongan ayat 257 dalam surah Al-Baqarah dimana disebutkan bahwa ‘Allah-lah yang mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman)’. Oleh karena itu, Kartini berulang kali menyebutkan ‘dari gelap menuju cahaya’.

Karya tulis berjudul “Door Duisternis tot Licht” ini pertama kali diterbitkan pada 1911, tujuh tahun setelah Kartini tutup usia. Namun bagaimana ceritanya “Dari Gelap Menuju Cahaya” berganti menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang” seperti yang kita tahu sekarang?

Karya tulis ini menjadi sangat populer hingga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Melayu. Pada 1922, Balai Pustaka menerbitkan karya tulis ini yang diterjemahkan ke bahasa Melayu dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran” yang diterjemahkan oleh Empat Saudara. Lalu pada 1938, Armijn Pane yang merupakan sastrawan Pujangga Baru membuat versi terbaru karya tulis populer ini menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Judul ini terus digunakan hingga kini.

  1. Bersahabat-pena lintas negara

Sudah tahu kan bahwa karya “Habis Gelap Terbitlah Terang” merupakan kumpulan surat yang ditulis oleh R.A. Kartini kepada sabahat penanya. Tapi siapa saja sahabat-sahabat pena Kartini ini? Di antaranya yakni Estelle “Stella” Zeehandelaar, Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, Nyonya Ovink-Soer, Tuan Prof Dr GK Anton beserta istrinya, Hilda G. de Booij dan Nyonya van Kol.

Dari mana Kartini muda bisa mengenal mereka semua yang merupakan orang-orang di luar negerinya sendiri? Kartini sendiri mengenyam pendidikan dasar di Europese Lagere School (ELS) yang merupakan sekolah anak-anak Belanda serta bangsawan pribumi, sehingga Kartini pun mahir berbahasa Belanda.  Kemudian ia pun belajar sendiri dan menulis surat kepada teman korespondensinya yang berasal dari Belanda.

Surat-surat yang beliau tuliskan ini berisi berbagai pemikiran, keluh kesah, kritik dan gugatan tentang kondisi kaum perempuan pribumi serta budaya feudal di Jawa yang menjadi batu penjegal kemajuan perempuan pribumi.

  1. Nama Kartini diabadikan sebagai nama jalan

Nama perempuan bernama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat ini juga diabadikan menjadi nama jalan di luar negeri, loh! Kita pasti sering melintasi atau tahu keberadaan jalan R. A. Kartini di berbagai daerah di Indonesia, tapi kalau di luar negeri?

Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa beliu sendiri mahir berbahasa Belanda, berkomunikasi dengan bahasa Belandam dalam berbagai surat ke sahabatnya di Belanda serta pemikirannya ke berbagai media cetak Belanda, oleh karena itu pula Belanda memberikan penghormatan kepada Kartini dengan mengabadikan namanya menjadi nama jalan di kota Utrecht, kota Venlo, kota Amsterdam dan kota Haarlem.

Di Utrect nama jalan Kartini bertuliskan “Kartinistraat” berdekatan dengan nama-nama pejuang internasional seperti Che Guevara dan Agostinho Neto, di Venlo bertuliskan “R.A. Karinistraat” tak jauh dari nama-nama tokoh wanita internasional seperti Anne Frank dan Mathilde Wibaut, di Amsternam bertuliskan lengkap “Raden Adjeng Kartini”, sedangkan jalan Kartini di Haarlem berdekatan dengan tokoh nasional Nusantara seperti Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.

  1. Tak bangga dengan nama kebangsawanan

Salah satu awal mula kiritiknya terhadap kehidupan feudal di Jawa yakni Kartini yang tidak merasa bangga dengan nama gelar kebangsawanannya dulu, “Raden Ayu”. Karena nama kebangsawanan ini sendiri juga dipakai oleh berbagai perempuan bangsawan, dan Kartini muda pun lebih senang ketika dirinya dipanggil dengan nama aslinya, “Kartini”.

  1. Mengalir darah ulama dalam dirinya

Ternyata tak hanya darah bangsawan yang mengalir dalam diri Kartini, namun juga darah ulama. Ibu kandung Kartini yakni M. A. Ngasirah adalah anak dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kiai Haji Madirono. Masing-masing merupakan anak dari ulama ternama di Jepara dan guru ngaji di Teluk Awur, Jepara.

  1. Salah satu womanpreneur terawal di Nusantara

Sebagai salah satu perwujudan bahwa wanita pun dapat berkarya dan berkontribusi besar pada lingkungannya, Kartini mendirikan sebuah tempat mengukir kayu atau ‘bengkel ukir kayu’ lebih tepatnya di Rembang. Berbagai karya seni dan kriya ukir kayu sudah terkenal sejak lama sebagai penggerak roda perokonomian utama di kabupaten Rembang dan kabupaten Jepara.

Benar-benar womanpreneur terawal yang ada di Nusantara, bukan?

  1. Tutup usia di usia muda

Raden Ajeng Kartini yang lahur di Jepara pada 21 April 1879 harus menutup usianya di kala muda pada 17 September 1904, ketika beliau berumur 25 tahun.  Istri ke-empat K. Raden M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat ini menutup usia empat hari usai melahirkan seorang putra bernama Soesalit Djojo Adhiningrat (13 September 1904).

Kalau ingin mengunjungi makam R.A. Kartini, sobat BebasBayar bisa mengunjungi makamnya di desa Bulu, kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.

  1. Pembaca serta penulis yang giat

Kartini merupakan seorang yang gemar membaca beragam buku, koran dan majalah Eropa yang pastinya terdapat berbagai pengetahuan tentang perkembangan serta pemikiran orang Eropa.

Beberapa media cetak yang dibaca yakni Max Havelaar dan Surat-surat Cinta (karya Multatuli alias Eduard Douwes Dekker), De Stille Kraacht atau Kekuatan Ghaib (karya Louis Coperus), Die Waffen Nieder atau Letakkan Senjata (karya Berta von Suttner), surat kabar Semarang De Locomotief, majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie dan berbagai karya tulis karya van Eeden dan karya Augusta de Witt.

Dari majalah De Hollandsche Lelie, Kartini aktif membaca dan mencatat serta menanggapi dengan berbagai pemikiran dan kutipan dari karya tulis lain, terutama perihal emansipasi wanita.

Tak khayal kan Kartini menjadi seorang penulis yang giat dari kegemarannya membaca?

  1. Pantai, Museum dan Sekolah serba Kartini

Banyak hal yang mengabadikan Kartini, tidak hanya sebagai nama jalan di Indonesia dan di Belanda, namun juga ada museum, pantai, sekolah bahkan uang kertas Rupiah yang menunjukkan gambar Kartini.

Di jalan Alun-alun Jepara No. 1, desa Panggang, Jepara terdapat Museum R. A. Kartini yang menyjikan banyak benda warisan budaya Jepara dan benda-benda peninggalan Kartini. Museum ini didirikan pada 30 Maret 1975.

Yayasa Kartini Semarang mendirikan sebuah Sekolah Wanita bernama “Sekolah Kartini” pada 1912, tentunya sebagai penyambung estafet perjuangan beliau. Dan sudah tersebar hingga Surabaya, Malang, Yogyakarta serta Cirebon.

Bagi sobat BebasBayar pecinta travelling, coba kunjungi Pantai Kartini yang berlokasi di desa Bulu, kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.

Bahkan, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa Kartini pun diabadikan dalam uang kertas Rupiah, muncul dalam uang kertas 5 Rupiah cetakan tahun 1952.

Bagaimana? Sangat menarik kan berbagai fakta seputar R.A. Kartini di atas? Wanita hebat yang ‘Harum namanya’ ini sudah banyak menginspirasi berbagai tokoh sosial dan perjuangan terutama perempuan baik di Indonesia maupun di dunia Internasional.

BebasBayar memiliki segudang fakta-faktar menarik lainnya dan pastinya BebasBayar memberikan Anda banyak kemudahan dalam berbagai pengecekan dan pembayaran tagihan bulanan, mulai dari listrik PLN pascabayar, token PLN prabayar, PDAM, BPJS Kesehatan, televisi berlangganan, pulsa, paket internet hingga voucher game online!

About Author

Lissa Amalia
Lisa Amalia

Lebih dari 3 tahun menjadi keluarga di BebasBayar. Menjadi penulis tetap di Blog Bebasbayar sejak gabung pertama di Bebasbayar.

Leave a Reply